Minggu, 22 November 2015

       
  Pasar monopolistik (kadang disebut juga pasar persaingan monopolistik atau pasar monopolistis) adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
         Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benakmasyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

Ciri-ciri pasar monopolistik
Berikut ini ciri dari pasar monopolistik, diantaranya seperti:
1. Terdapat banyak produsen/penjual.
Pasar ini memang memiliki banyak produsen, tapi pasar ini tidak memiliki produsen sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang memiliki skala produksi yang lebih besar dari pada produsen lainnya.
2. Adanya diferensiasi produk.
Pasar ini menjual produk yang cenderung sama, tapi memiliki banyak perbedaan khususnya dengan produk lain, seperti misalnya dari cara pengemasan, bentuk dan sebagainya.
3. Produsen dapat mempengaruhi harga.
Di pasar ini dimana harga terbentuk berdasarkan dari mekanisme pasar, oleh sebab itu pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli maupun pasar monopoli.
4. Produsen dapat keluar masuk pasar.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, ketika produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya akan tinggi. Saat produsen semakin banyak, otomatis laba ekonomis akan semakin kecil, maka pasar semakin menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
5. Promosi penjualan harus aktif.
Di pasar ini harga bukanlah merupakan pendongkrak jumlah pembeli atau konsumen, melainkan kemampuan produsen atau perusahaan untuk menciptakan citra yang baik dimata para konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Jadi, iklan atau promosi memiliki peran yang sangat penting dalam meraih dan mempertahankan banyak konsumen.
Inilah kelebihan dan kekurangan pasar monopolistik
Berikut ini kelebihan pasar monopolistik:
  • Banyak produsen di pasar yang memberikan keuntungan bagi pembeli atau konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
  • Kebebasan keluar masuk untuk produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi yang baru dalam menghasilkan produknya.
  • Diferensiasi produk mendorong para konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, serta dapat membuat para konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
  • Pasar ini umumnya mudah untuk dijumpai oleh konsumen, sebab sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar ini.
Dan inilah kekurangan pasar monopolistik:
  • Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun dari segi pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal maupun pengalaman yang cukup akan lebih cepat keluar dari pasar ini.
  • Dibutuhkan modal yang besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, sebab pemain pasar di dalamnya mempunyai skala ekonomis yang cukup tinggi.
  • Pasar monopolistik mendorong produsen untuk selalu berinovasi terhadap produk-produknya, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang nantinya akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh pembeli atau konsumen.

Minggu, 08 November 2015


http
://kangmartho.com
13
BAB II
STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
-
Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau je
njang pendidikan
-
Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan
dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara it
u
mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7
15 tahun maka mata
pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
1.
Struktur Kurikulum S
D
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selam
a
satu semester. Beban belajar di SD Tahun I,
II, dan III masing
-
masing 30, 3
2
, 3
4
sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing
-
masing 36 jam setiap minggu. Jam
belajar SD adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
BELAJAR
PER MINGGU
I
II
III
IV
V
VI
Kelompok A
1.
Pendidikan Agama
4
4
4
4
4
4
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5
6
6
6
6
6
3.
Bahasa Indonesia
8
8
10
10
10
10
4.
Matematika
5
6
6
6
6
6
Kelompok B
1.
Seni Budaya dan
Keterampilan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
6
6
6
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
4
4
4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
30
32
34
3
6
3
6
3
6
= Pembelajaran Tematik Terintegrasi
http
://kangmartho.com
1
7
sedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusa
n
tersebut dan tidak boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan.
Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan kel
el
u
asaan bagi peserta
didik sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu
adalah sama dalam kedudukan
nya. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan
Bahasa menjadi Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama
-
nama ini tidak
diartikan sebagai nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai per
tentangan
fisolosfis pengelompo
kan disiplin ilmu. Berdasa
rkan filosofi rekonstruksi sosial maka
nama organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu.
Terlampir di bawah adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan
(pendalaman minat dan lintas minat).
MATA PELAJARAN
Kelas
X
XI
XII
Kelo
mpok Wajib
23
23
23
Peminatan Matematika dan Sains
I
1
Matematika
3
4
4
2
Biolo
gi
3
4
4
3
Fisika
3
4
4
4
Kimia
3
4
4
Peminatan Sosial
II
1
Geografi
3
4
4
2
Sejarah
3
4
4
3
Sosi
o
logi
dan
Antropologi
3
4
4
4
Ekonomi
3
4
4
Peminatan Bah
asa
III
1
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
4
4
2
Bahasa dan Sastra Ingg
ris
3
4
4
3
Bahasa dan Sastra A
sing lainnya
3
4
4
4
Sosiologi dan Antropologi
3
4
4
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat
6
4
4
Jumlah Jam Pel
ajaran Yang Tersedia
73
75
75
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh
41
43
43
http
://kangmartho.com
18
BAB
III
STRATEGI IMPLEMENTASI
A.
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah daerah propinsi dan pemerintah dae
rah kabupaten/kota.
1.
Pemerintah bertang
g
ungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah
untuk melaksanakan kurikulum.
2.
Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
3.
Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam
melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4.
Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten/kota terkait.
Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1.
Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:
-
Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X
-
Juli 2014: Kelas I,
II,
IV,
V,
VII,
VIII,
X, dan XI
-
Juli 2015:
kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, XI, dan XII
2.
Pelatihan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
, dari tahun 2013
201
5
3.
Pengembangan buku
siswa dan buku pegangan guru
dari tahun 201
2
201
4
4.
Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan
pengembangan budaya sekolah (budaya
kerja guru) terutama untuk SMA dan
SMK, dimulai dari bulan Januari
Desember 2013
5.
Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan
kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013
2016
http
://kangmartho.com
19
B.
Pelatihan
Pendidik dan Ten
aga Kependidikan/PTK
Pelatihan
PTK
adalah bagian dari pengembangan kurikulum
.
Pelatihan
PTK
disesuaikan dengan strategi implementasi yaitu:
Tahun pertama 2013
sampai
tahun 201
5
ketika kurikulum sudah dinyatakan sepenuhnya diimplementasikan.
Strategi pelati
han dimulai dengan melatih calon pelatih (Master Trainer) yang
terdiri
atas unsur
-
unsur
, yaitu
Dinas Pendidikan, Dosen, Widyaiswara, guru inti
nasional, pengawas dan kepala sekolah berprestasi.
Langkah berikutnya adalah melatih
master teacher
yang terdiri
dari guru inti,
pengawas dan kepala sekolah.
Pelatihan yang bersifat masal dilakukan dengan melibatkan semua guru kelas
dan guru mata
pelajaran di tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.
C.
Pengembangan Buku
Siswa dan Pedoman G
uru
Implementasi kurikulum dilengkapi deng
an buku
siswa dan pedoman guru
yang
disediakan oleh Pemerintah.
Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas
isi/
bahan ajar
dan penyajian buku
serta
bahan bagi pelatihan guru dalam
ket
e
rampilan
melakukan pembelajaran dan p
enilai
an pada proses serta ha
sil
belajar peserta didik
.
Pada bulan Juli 2013 yaitu
pada
awal implementasi Kurikulum 2013 buku sudah
dimiliki oleh setiap peserta didik dan guru.
Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua karena orangtua
tidak perlu membeli buku baru.
D.
Ev
aluasi Kurikulum
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut:
Jenis Evaluasi:
Formatif sampai tahun Belajar 2015
-
2016
Sumatif: Tahun Belajar 2016 secara menyeluruh untuk menentukan kelayakan
ide, dokumen, dan implementasi kuri
kulum.
Evaluasi pelaksanaan kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengidentifika
s
i masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah
dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan
http
://kangmartho.com
20
pendidikan dan dilaksanaka
n pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten
secara rutin dan bergiliran.
1.
Evaluasi dilakukan di
akhir tahun k
e II dan ke V
SD, tahun ke
VIII
SMP dan
tahun ke
XI
SMA
/
SMK. Hasil dari evaluasi digunakan untuk memperbaiki
kelemahan hasil belajar peserta
didik di kelas/tahun berikutnya.
2.
Evaluasi akhir tahun ke
VI
SD, tahun ke
IX
SMP, tahun ke
XII
SMA
/
SMK
dilakukan untuk menguji efektivitas kurikulum dalam mencapai S
tandar
K
emampuan
L
ulusan (SKL)
.
http
://kangmartho.com
21
Lampiran
1.
Kompetensi Dasar kelas 1
-
6 SD
2.
Ko
mpetensi Dasar Kelas 1
-
3 SMP
3.
Kompetensi Dasar Kelas 1
-
3 SMA
4.
Hasil Uji Publik